Seperti yang sudah diuraikan dalam tulisan sebelumnya, bahwa sedikitnya catatan sejarah mengenai Bhayangkara pada masa Singasari menjadikan Bhayangkara pada masa Majapahit lebih tersohor, bukan saja karena peranan Gadjah Mada yang menjadi tampuk pimpinan pasukan, tapi juga karena Bhayangkara pada Masa Majapahit tertuang dengan jelas dalam literatur-literatur kuno, seperti Negarakertagama dan Pararaton.
(Begini keindahan lapang watangan luas bagaikan tak berbatas. Menteri, bangsawan, pembantu raja di Jawa, di deret paling muka. Bhayangkari tingkat tinggi berjejal menyusul di deret yang kedua……Nagarakretagama 9.2). (Sira Gajah Mada ambekel ing bhayangkara…./ Gajah Mada yang menjadi kepala pasukan bhayangkara …Pararaton 26). Kesatuan Bhayangkara sudah ada sejak zaman Singasari, sebelum Wisnuwardhana memerintah (1248-1268 Masehi).
Dalam Nagarakretagama pupuh IX pada 1 dijelaskan, bahwa sehubungan dengan mangkatnya Tohjaya di Katang Lambang pada tahun 1248 di daerah Pasuruan, maka di antara barisan pengawal yang berkewajiban menjaga keamanan kraton adalah Kesatuan Bhayangkara.
Di tangan Gajah Mada, Kesatuan Bhayangkara menjadi kekuatan sipil yang sangat berpengaruh pada zamannya.sehingga keselamatan para raja dan keluarganya berada mutlak di bawah kewenangan dan tanggung jawab Kesatuan Bhayangkara. Kesatuan Bhayangkara, sebagai kekuatan sipil telah memberikan kepercayaan yang sangat kuat di hati masyarakat, sebagai pengayom dan pelindung rakyat (bersambung)
Posting Komentar