Surabaya, tribunusantara.com - Beredarnya kabar di media sosial terkait anggota Kodam V/Brawijaya dari Satuan Yonarhanudse-8/Sriti yang mengalami keracunan ketika melakukan pengamanan kotak suara Pemilu, mendapat bantahan dari Kepala Penerangan Kodam (Kapendam) V/Brawijaya.
Melalui konferensi Pers yang berlangsung di RSUD Dr. M, Soewandhie, Jalan Tambak Rejo, Surabaya. Jumat, 17 Mei 2019, Kolonel Inf Singgih Pambudi Arinto, S. IP, M.M, menuturkan jika hasil pemeriksaan tim medis, tidak ditemukan gejala-gejala adanya keracunan makanan di dalam tubuh Praka Yudha Agnie.
“Berita (kabar) itu tidak benar. Dari hasil pemeriksaan dari tim dokter Soewandhie, tidak menunjukkan kalau yang bersangkutan itu keracunan,” ungkapnya.
Beberapa fakta pun, kata Kolonel Singgih, membuktikan ketika tim Kesehatan Kodam bersama tim kesehatan RSUD setempat melakukan pengecekan terhadap makanan yang saat itu dijadikan santap sahur oleh pasukan BKO tersebut.
“Ada satu Peleton anggota Kodam yang melaksanakan BKO disana. Makan bersama dan sahur bersama. Rekan (BKO) yang lainnya tidak ada yang mengalami gejala seperti itu,” paparnya. “Hasil pemeriksaan laboratorium oleh Detasemen Kesehatan Kodam, sisa makanan Praka Yudha tidak menunjukkan adanya kandungan (zat) berbahaya,” imbuhnya.
Bahkan, Kapendam mengatakan untuk mempersilahkan media yang ikut dalam konferensi pers tersebut, melihat langsung kondisi Praka Yudha. “Mungkin nanti rekan-rekan bisa melihat langsung kondisi yang bersangkutan. Praka Yudha bisa diajak berkomunikasi,” ujarnya.
Berkaitan dengan informasi tersebut, Kapendam menghimbau seluruh masyarakat untuk lebih berhati-hati dalam mengkonsumsi suatu berita maupun informasi yang belum diketahui kebenarannya (hoax).
“Ini menjadi pembelajaran bagi kita semua. Mari kita tingkatkan kecerdasan sosial kita dalam memilih berita, dan tidak menyebarkan berita yang tidak diyakini kebenarannya,” pintanya. “Kejadian itu bermula saat Praka Yudha bersama satu timnya, melaksanakan turun jaga pukul 08.00 WIB, dan melanjutkan istirahat. Pada pukul 11.00 WIB, rekan rekannya melihat Praka Yudha mengigau, dan pingsan hingga akhirnya dibawa ke RSUD Dr. Soewandhie,” imbuhnya.
Dalam jumpa pers tersebut, Dr. Hamim SpBS menambahkan jika observasi terhadap Praka Yudha, masih terus dilakukan. “Dari gejala klinis yang ada, kesadaran pasien sudah pulih dan kondisi yang semakin membaik. Bisa berkomunikasi, sampai saat ini, tidak ditemukan tanda-tanda yang mendukung gejala suatu proses keracunan,” ungkapnya.
Diduga, kata Dokter spesialis bedah syaraf tersebut, penyebab pendarahan di dalam otak adalah pecahnya ANEURYSMA atau kelainan tipisnya dinding pembuluh darah. “Proses perawatan akan dilakukan sekitar 2 hingga 3 minggu,” ungkapnya.
Dalam kesempatan yang sama, Kapolresta Tanjung Perak, AKBP Antonius Agus Rahmanto menambahkan, jika Ops Mantab Brata antara TNI dan Polri masih berlangsung di wilayah tugasnya.
Bahkan, Agus mengapresiasi pengiriman bantuan personel TNI oleh Kodam V/Brawijaya dalam melaksanakan pengamanan Pemilu.
Dirinya kembali menegaskan kepada masyarakat untuk tidak serta merta menyebarkan berbagai informasi maupun berita yang belum diketahui kebenarannya (hoax). “Peraturannya sudah jelas, dan tertera di dalam UU ITE,” pungkasnya.
Selain dihadiri Kapendam V/Brawijaya, Konferensi pers tersebut juga turut dihadiri langsung oleh Kapolrestabes Surabaya, Kombes Pol Sandy Nugroho, Kapolres KP3 Tanjung Perak, AKBP Antonius Agus Rahmanto, Dandim 0831/Surabaya Timur, Letkol Inf La Ode Muhammad Nurdin, serta Dr. Hamim. SpBS, dan Dr. Yudit, SpS. tim dokter dari RSUD Soewandhie. (Pen)
Posting Komentar